Metamorfosis

cerpen

Jumat, 20 Februari 2015

Metamorfosis



METAMORFOSIS
Menjadi seorang remaja, membutuhkan sebuah pemikiran yang ekstra. Begitu banyak hal menggiurkan dan menarik. Baik dari sisi negative maupun positif. Ups,, negative atau positif itu menurut pemahaman dan bagaimana orang menilainya. Itulah pemikiran seseorang yang berinisial (R) ketika masih remaja, pemikiran yang dipenuhi dengan rasa keingintahuan.
Kalau itu adalah sebuah pemikiran (R) ketika masih remaja, lalu apakah sekarang ini (R)  sudah tidak lagi remaja? Yaa pertanyaan itulah yang seharusnya ada.
Saat ini (R) sudah keluar dari masa remaja yang sempat menjadi tempat pencarian jati dirinya. (R)  telah beranjak menjadi seorang pemuda, yaitu masa dimana dia telah mengubah pemikirannya bahwa negative dan positif itu dinilai oleh hukum syara’. (R) menyandang gelar mahasiswi di sebuah Universitas Negeri di Surabaya sekitar satu setengah tahun yang lalu.
Dan itulah waktu dimana (R) harus mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukannya ketika masih remaja yang tidak memberikan manfaat untuk masa depannya. Tapi jangan salah, dari hasil  pencarian jati diri dan rasa keingin tahuannya yang besar, juga atas dukungan dan tuntunan  yang diberikan dari orang tuanya (R) sudah menemukan jati dirinya sebagai seorang muslim. Sehingga langkah dan tindakan yang mau diambilnya pun sudah pasti tertuju dan terarah kemana. Tentunya, untuk meraih ridha Tuhannya, dan itu menjadi tantangan yang besar untuk (R). Apalagi mengingat saat ini sudah tidak ada lagi sang teladan Rasulullah dan telah hancurnya pemerintahan Islam yang sempat di perjuangkan oleh sang teladan dan para sahabat. Suatu hal yang sangat miris di dengar bagi kaum muslim, dengan keadaan kaum muslim diIndonesia saat ini yang hampir tidak mengetahui apa itu kepemimpinan Islam (KHILAFAH). Yang seharusnya hal itu di perjuangkan dan didirikan oleh kaum muslim seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah. Disinilah (R) tau apa yang harus dilakukannya sebagai seorang muslimah, yaitu menyampaikan walau satu ayat (berdakwah).
Kebiasaannya dalam berdakwah kepada sesamanya dan dengan kondisi pembelajaran di dalam kampus membuat (R) berubah banyak tentang kepribadiaanya. Dulu ketika masih menjadi seorang siswa mulai dari SD-SMA (R) menyandang gelar sebagai siswa paling pendiam di sekolah, di tempat ngaji, juga di area sekitar rumahnya. Mungkin jika hal ini dilombakan ketika agustusan (R) akan berkali-kali menjadi juara.hehe
Menjadi seorang pemuda dan mahasiswa, membuat (R) harus memilah dan memilih kata yang akan diucapkannya. Karena dia dicetak menjadi seorang intelektual yang mana setiap kata yang diucapkannya harus berbobot.
Mungkin awalnya masih canggung, namun semakin lama semakin terbiasa dengan pendapat-pendapat yang diberikan, juga mulai terbiasa bergaul dan menyapa ramah setiap temannya. Suatu hal yang sulit dilakukan (R) beberapa waktu yang lalu. Hanya kebiasaan menunduk yang sering dilakukannya dahulu.
(R) akan tetap menundukkan pandangannya ketika menurutnya itu perlu, lagian ada beberapa hal yang diatur Islam dalam hal ini. (R) mulai terbiasa dengan bercerita sana-sini tentang kepribadiannya dan pengalaman-pengalamannya terdahulu dengan teman-temannya, bahkan ketika ada masalah pun dia mulai bisa berbagai dan berdiskusi untuk mencari jalan keluarnya. Ini suatu kebiasaan yang tidak pernah dibayangkannya dari dulu, dengan berbagi cerita dan mencari solusi dengan orang lain.
Dan kebiasaan itu mulai membuatnya nyaman, dan di rumahpun dia mulai terbuka dan bercerita apapun yang alaminya dengan keluarganya. Baik dari sisi akademik maupun pergaulannya, dengan nasihat-nasihat dari orang tuanya, semakin membuatnya teguh dan percaya diri. Ketika ada pelajaran yang tidak dipahaminya dia mulai percaya diri untuk berdiskusi atau bertanya kepada dosen ataupun temannya. Yang jauh berbeda dengan dulu ketika masih menjadi siswa, dia akan mencatat dan melingkari bagian yang tidak dipahaminya dan akan dibawanya pulang untuk ditanyakan kepada kakak, orang tua, ataupun guru lesnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar