Sejauh arah mata memandang, bukan sebuah tujuan sebagai
insan yang senantiasa merindui kejayaan. Bukan pula sebuah harapan yang
memuncak pada titik saraf pusat. Atau merupakan perjuangan seorang ksatria
terhadap kemenangan. Mungkin, lebih tepatnya adalah sebuah ambisi yang justru
banyak memesona setiap siapa yang memandang. Karena tujuan hakiki pasti ada
jalan keluar untuk menembus setiap arah tujuan. Demikianlah seharusnya sebuah
perjuangan, karena iya begitu berarti bagi siapa yang memahinya. Dan bukanlah
sebuah perjuangan yang minta dipahami, namun siapa itulah yang butuh untuk
memahaminya.
Terkadang manusia lupa, atau bahkan terlalu sering lupa,
atau juga sengaja melupakan akan apa yang seharusnya diperjuangankan. Karena
ada di dalam banyak diri mereka terjangkiti sebuah virus perbudakan nafsu yang
menutupi mata hati. Ya, nafsu yang membuat mereka tidak lagi searah pada
perjuangan yang hakiki.
Sejatinya akupun tak yakin, akan terlepasnya virus yang
ganas itu. Namun pemahaman membuatku yakin, aku pasti bisa melumpuhkannya.
Dengan semangat yang membara akibat tumbuhnya ideologi yang siap menjadikan aku
sebagai ksatria. Iya, sebuah ideologi yang pernah menggemparkan dunia.
Membuatnya hebat dna begitu ditakuti. Sehingga tak heran jika, hingga saat ini
banyak yang iri atau bahkan terpukau dan memunculkan ambisi-ambisi untuk
mengalahkannya atau bahkan menghancurkannya.
Namun ketika siapa
telah memahami, ideologi itu tak akan mati, karena di dalamnya tersimpan
peraturan yang indah. Yang membuat siap saja yang menggenggamnya pasti
merasakan perlindungan kokoh yang tidak dimiliki ideology selainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar